BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang masalah
Fungsi utama pasar modal diantaranya adalah sebagai sarana untuk memobilisasi dana yang bersumber dari masyarakat ke berbagai sektor yang melaksanakan investasi. Syarat utama yang diinginkan investor untuk bersedia menyalurkan dananya melalui pasar modal adalah perasaan aman akan investasinya. Perasaan aman ini diantaranya tentu diperoleh karena para investor mendapatkan informasi yang jelas, wajar dan tepat waktu sebagai dasar dalam pengambilan keputusan investasinya.
Pasar modal memiliki sejumlah sifat yang khas bila dibandingkan dengan pasar yang lain. Salah satunya adalah ketidakpastian akan kualitas produk yang ditawarkan. Untuk mengurangi ketidakpastian tersebut, investor memerlukan informasi akuntansi untuk menilai resiko yang terdapat dalam investasi dan memperkirakan return yang akan diperoleh dari investasi tersebut. Laporan keuangan sebagai hasil akhir dari proses akuntansi dirancang untuk kebutuhan informasi bagi calon investor, kreditur dan pemakai eksternal lainnya dalam mengambil keputusan. Serangkaian pengujian telah diujikan untuk menguji reaksi pasar terhadap pengumuman laporan keuangan. Hasilnya menunjukan bahwa laporan keuangan masih dipandang sebagai informasi yang cukup penting oleh para investor di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Saham dikenal dengan karakteristik High Risk-High Return, artinya saham merupakan surat berharga yang memberikan peluang keuntungan tinggi, namun juga berpotensi beresiko tinggi, namun banyak pemodal tetap melakukan investasi dalam bentuk saham karena berbagai keuntungan yang diberikannya. Seperti adanya pembagian deviden atas keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan serta adanya Capital Gain yang merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Selain dua keuntungan tersebut para pemegang saham juga dimungkinkan untuk mendapatkan saham bonus, yaitu saham yang dibagikan kepada pemegang saham yang diambil dari agio saham. Oleh karena itu dalam melakukan investasi dalam bentuk saham, investor harus melakukan analisis terhadap faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kondisi perusahaan emiten, sehingga dapat meminimalisasi kerugian yang dapat timbul dari adanya fluktuasi pertumbuhan dan perkembangan emiten yang bersangkutan.
Dalam melakukan analisis dan meneliti saham, ada dua analisis yang sering digunakan yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal. Analisis fundamental merupakan faktor-faktor yang diidentifikasikan dapat mempengaruhi harga saham yang dapat mencerminkan kondisi perusahaan emiten. Sedangkan analisis teknikal adalah analisa pasar atau sekuritas yang memusatkan perhatian pada indeks saham, harga atau statistik lainnya.
Analisis fundamental disebut analisis perusahaan karena menggunakan data keuangan perusahaan dalam menghitung nilai intrinsik saham suatu perusahaan. Laporan keuangan yang telah diaudit merupakan sumber informasi yang sangat penting bagi investor dalam melakukan analisis fundamental yang menggambarkan aspek-aspek fundamental pada perusahaan yang bersifat kuantitatif. Salah satu cara untuk melakukan analisis laporan keuangan adalah dengan cara mempelajari hubungan antara berbagai pos-pos dalam laporan keuangan atau dengan kata lain menilai berbagai rasio keuangan yang digambarkan dalam laporan keuangan yang telah diaudit tersebut.
Pemilihan investasi bagi para calon investor tergantung dari berbagai faktor, salah satu faktor yang mempengaruhinya adalah harga kondisi keuangan yang digambarkan dalam rasio keuangan. Dari uraian di atas dapat kita ketahui tentang pentingnya analisis fundamental. Oleh karena itu, dalam Penulisan Ilmiah ini penulis tertarik untuk mengangkat masalah tersebut, dengan mengambil judul “Analisis Fundamental terhadap Harga Saham pada PT. Indosat Tbk untuk Periode 2006-2008”.
1.2 Rumusan dan Batasan Masalah
Dalam rumusan masalah ini, penulis akan mengemukakan beberapa permasalahan yang berkaitan dengan latar belakang masalah, yaitu sebagai berikut:
1. Bagaimana rasio keuangan yang ditunjukan dari rasio leverage, rasio profitabilitas dan rasio saham terhadap harga saham?
2. Bagaimana kondisi dan prospek perusahaan untuk masa yang akan datang berdasarkan rasio leverage, rasio profitabilitas dan rasio saham?
Pembahasan dalam penulisan ini, penulis membatasi masalah hanya pada analisis fundamental PT. Indosat. Tbk dengan menggunakan rasio leverage (Debt Ratio, Debt to Equity Ratio), rasio profitabilitas (Return on Assets, Return on Equity) dan rasio saham (Book Value per Share, Earning per Share) periode 2006-2008
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui rasio keuangan tiap periode serta kondisi keuangan perusahaan yang ditunjukan dari rasio leverage, rasio profitabilitas dan rasio saham
2. Memberikan informasi kepada investor atau calon investor tentang kondisi dan prospek perusahaan untuk masa yang akan datang.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini yaitu :
1. Manfaat Akademis :
a. Penulis dapat menambah wawasan pembaca mengenai pengaruh rasio keuangan terhadap harga saham.
b. Penulis dapat memberikan gambaran pada perusahaan tentang teori pengaruh rasio keuangan terhadap harga saham.
2. Manfaat Praktis :
a. Investor dapat melakukan investasi secara bijaksana dengan melakukan pengamatan dan analisis saham yang diperjualbelikan di pasar modal.
b. Emiten dapat mengamati kinerja perusahaannya dengan melihat pengaruh dari perubahan harga saham dan hasil analisi rasio keuangan.
1.5 Metode Penelitian
Dalam upaya memperoleh data dalam penyusunan penulisan ilmiah ini, penulis mengadakan metode penelitian yang lazim digunakan.
1.5.1. Objek Penelitian
Dalam penulisan ilmiah ini, penulis mengambil objek penelitian pada PT. INDOSAT. Tbk, yang berlokasi di Jl. Medan Merdeka Barat No. 21 Jakarta 10110, Indonesia. Perusahaan yang bergerak di bidang telekomunikasi.
1.5.2. Data / Variabel
Data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui website http.//finance.yahoo.com dan http.//www.idx.co.id. Data yang diperoleh yaitu berupa laporan keuangan PT. Indosat, Tbk. Yang terdiri dari laporan neraca dan laporan laba rugi yang diambil dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2008.
1.5.3. Metode Pengumpulan Data
Dalam upaya memperoleh data dalam penyusunan penulisan ilmiah ini, penulis mengumpulkan data dan informasi dari berbagai sumber dengan metode penulisan sebagai berikut :
1. Penelitian Pustaka
Suatu metode yang dilakukan untuk mencari dan mendapatkan informasi dengan membaca serta mempelajari literatur-literatur yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas dalam penulisan ilmiah ini. Data yang diperoleh dari penelitian pustaka ini disebut dengan data skunder, karena data yang diperoleh secara tidak langsung dari sumber data.
2. Penelitian Lapangan
Yaitu dengan melakukan kunjungan langsung ke Bursa Efek Indonesia guna mendapatkan data yaitu berupa laporan keuangan.
1.5.4. Alat Analisis
Dalam penulisan ilmiah ini, penulis mempergunakan alat analisis sebagai berikut:
1) Rasio leverage (Debt Ratio, Debt to Equity Ratio)
a. Debt Ratio = Total Utang
Total Aktiva
b. Debt To Equity Ratio = Total Utang
Total Modal Sendiri
2) Rasio profitabilitas (Return on Assets, Return on Equity)
a. Return On Asset = Laba Setelah Pajak
Total Aktiva
b. Return On Equity = Laba Setelah Pajak
Modal Sendiri
3) Rasio saham (Book Value per Share, Earning per Share)
a. Book Value per Share = Total Modal
Jml Saham yg Beredar
b. Earning Per Share = Laba Setelah Pajak
Jml Saham yg Beredar
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Pasar Modal
Pasar modal merupakan perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan obligasi (Jogianto,2000:11).
Undang-undang pasar modal nomor 8 tahun 1995 memberikan pengertian pasar modal yang lebih spesifik, yaitu “kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang dengan efek yang diterbitkannya serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek”.
Menurut Suad Husnan (2003)
Pasar modal adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjual-belikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta.
Menurut Sunariyah (2000 : 4)
Pasar modal adalah suatu pasar (tempat, berupa gedung) yang disiapkan guna memperdagangkan saham-saham, obligasi-obligasi, dan jenis surat berharga lainnya dengan memakai jasa para perantara pedagang efek.
Menurut DR. Siswanto Sudomo (Anoraga 2003 : 8)
Pasar modal adalah pasar tempat diterbitkan serta diperdagangkan surat-surat berharga jangka panjang, khususnya obligasi dan saham.
Pada awal perkembangan pasar modal di indonesia, sampai tahun 1982 hanya 23 perusahaan, tetapi setelah itu pada angka 24 sampai tahun 1988. Sehingga pemerintah berinisiatif dalam bentuk memberikan keringanan pajak bagi perusahaan yang bersedia menjual sahamnya di pasar modal indonesia. Setelah itu barulah pada tahun 1990, pasar modal peningkatan yang pesat yaitu mencapai 124 perusahaan.
Alasan dibentuknya pasar modal
Pasar modal didirikan karena mempunyai fungsi ekonomi dan keuangan.
Fungsi ekonominya, pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari lender ke borrower.
Fungsi keuangan dilakukan dengan menyediakan dana yang diperlukan oleh para borrowers dan para lenders menyediakan dana tanpa harus terlibat langsung dalam kepemilikan aktiva riil yang diperlukan untuk investasi tersebut.
Perkembangan pasar modal
Pasar modal mulai diaktifkan kembali mempunyai beberapa tujuan yang ingin dicapai. Pertama, untuk memobilisir dana diluar system perbankan. Kedua, untuk memperluas distribusi kepemilikan saham-saham terutama ke pemodal-pemodal kecil. Dan ketiga, untuk “memperluas” dan “memperdalam” sektor keuangan.
Ada beberapa daya tarik pasar modal :
a. Pasar modal diharapkan bisa menjadi alternatif pengumpulan dana selain system perbankan.
b. Pasar modal memungkinkan para pemodal mempunyai berbagai alternatif investasi yang sesuai preferensi resiko mereka.
Secara umum pengertian pasar modal adalah pasar abstrak sekaligus pasar kongret dengan barang yang diperjual belikan adalah dana yang bersifat abstrak, dan bentuk konkret nya adalah lembar surat-surat berharga di bursa efek.
Manfaat Pasar modal
Manfaat pasar modal dapat dirasakan baik oleh investor, emiten, pemerintah maupun lembaga penunjang.
Pasar modal memberikan manfaat diantaranya :
a. Menyediakan sumber pendanaan atau pembiayaan (jangka panjang) bagi dunia usaha sekaligus memungkinkan alokasi sumber secara optimal.
b. Memberikan wahana investasi bagi investor sekaligus memungkinkan upaya diversifikasi.
c. Menyediakan indikator utama (leading indicator) bagi tren ekonomi negara.
d. Memungkinkan penyebaran kepemilikan perusahaan sampai lapisan masyarakat menengah.
e. Menciptakan lapangan kerja / profesi yang menarik.
f. Memberikan kesempatan memiliki perusahaan yang sehat dengan prospek yang baik.
g. Alternatif investasi yang memberikan potensi keuntungan dengan resiko yang bisa diperhitungkan melalui keterbukaan, likuiditas dan diversifikasi investasi.
h. Membina iklim keterbukaan bagi dunia usaha dan memberikan akses kontrol sosial.
i. Mendorong pengelolaan perusahaan dengan iklim terbuka, pemanfaatan manajemen profesional, dan menciptakan iklim perusahaan yang sehat.
Instrumen Pasar Modal
Yang dimaksud dengan instrumen pasar modal adalah semua surat-surat berharga yang diperdagangkan di bursa. Instrumen pasar modal ini umumnya jangka panjang.
Dewasa ini instrumen yang sudah diperdagangkan di pasar modal terdiri dari saham, obligasi, dan sertifikat. Sekuritas yang diperdagangkan di bursa efek adalah saham dan obligasi, sedangkan sertifikat diperdagangkan di luar bursa melalui bank pemerintah. Di indonesia mengenal dua jenis pasar modal, yaitu :
a. Pasar bursa saham (stock exchange)
Pasar bursa saham melakukan transaksi secara terbuka yang biasa dikenal dengan sistem lelang dan harga terbentuk sesuai mekanisme pasar.
Di indonesia terdapat dua pasar bursa yang menggunakan sistem lelang, yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Bursa Efek Surabaya (BES).
b. Pasar negoisasi (Over The Counter (OTC) market)
Pasar ini tidak memiliki lokasi yang khusus seperti pasar bursa saham, tetapi terdiri dari dealer yang dihubungkan dengan jaringan komputer. Dalam pasar ini harga dari sekuritas ditentukan dengan cara negoisasi (tawar-menawar) antara investor dengan dealer.
Di indonesia OTC market yang terkenal adalah Nasdaq.
2.2 Bursa Efek
Menurut Ridwan S Sundjaja dan Inge Barlian, dalam bukunya Manajemen Keuangan (2003;50), Bursa efek adalah organisasi yang menyediakan tempat pemasaran sekuritas, dimana perusahaan dapta meningkatkan dan hanya melalui penjualan sekuritas baru dan pembeli dapat menjual kembali sahamnya.
Pengertian bursa efek menurut J. Bogen: “Bursa efek adalah suatu sistem yang terorganisasi dengan mekanisme resmi untuk mempertemukan penjual dan pembeli efek secara langsung atau melalui wakil-wakilnya”.
Menurut KBBI :
Bursa adalah perdagangan surat-surat berharga.
Sedangkan Efek adalah surat berharga yang dapat diperjualbelikan.
jadi Bursa efek adalah pusat perdagangan surat-surat berharga.
Menurut Bambang Riyanto (1995:2000)
Bursa efek adalah suatu tempat pertemuan termasuk suatu sistem elektronik tanpa tempat yang diorganisasikan dan digunakan untuk menyelenggarakan pertemuan penawaran jual beli atau perdagangan efek.
Bursa efek berdiri pada tanggal 10 Agustus 1977 diswastakan pertama kali dikelola oleh pemerintah, dan pada tahun 1995 resmi berdiri sendiri sebagai perusahaan swasta Bursa Efek Jakarta menurut UU No. II Tahun 1992 Tentang Perdagangan Efek “system dan atau sarana untuk mempertemukan order jual dan beli anggota bursa yang tercatat di bursa dengan tujuan memperdagangkan efek tersebut, baik untuk kepentingan nasabahnya maupun untuk kepentingan diri sendiri”.
Di indonesia terdapat dua macam bursa efek yaitu, Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES). Dengan demikian bursa efek merupakan perusahaan yang jasa utamanya adalah menyelenggarakan kegiatan perdagangan sekuritas di pasar sekunder.
Fungsi Bursa
Fungsi bursa adalah:
a. Menciptakan pasar secara terus-menerus bagi efek yang telah ditawarkan kepada masyarakat.
b. Menciptakan harga yang wajar bagi efek yang bersangkutan melalui mekanisme penawaran dan permintaan.
c. Untuk membantu dalam pembelanjaan dunia usaha.
Kehadiran bursa efek sebagai lembaga penunjang pasar modal telah ikut berperan serta dalam menunjang perkembangan perusahaan-perusahaan yang ada dalam satu negara. Melalui bursa efek perusahaan dimungkinkan untuk mencari alternatif penghimpunan dana selain melalui perbankan. Perusahaan yang akan melakukan ekspansi dapat mendapatkan dana tidak hanya dalam bentuk kredit perbankan tetapi juga dalam bentuk equity (modal sendiri). Melalui bursa efek memungkinkan suatu perusahaan untuk menerbitkan sekuritas yang berupa saham.
Motif perusahaan yang menjual sekuritasnya adalah untuk memperoleh dana yang digunakan dalam pengembangan sekuritasnya dan bagi pemodal adalah untuk mendapatkan penghasilan dari modalnya. Hubungan antar pemodal dengan perusahaan yang mengeluarkan saham berbeda dengan hubungan antara pemilik dana dengan bank jika ia menyimpan dananya di bank.
2.3 Syarat Perusahaan yang akan Go Public
Berdasarkan keputusan direksi PT. Bursa Efek Jakarta No. Kep 01/BEJ/1992, tanggal 17 Februari 1992:
a. Untuk mencatat sahamnya di Bursa Efek Jakarta, emiten wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut:
1. Persyaratn pendaftarannya, baik dalam rangka penawaran umum maupun sebagai perusahaan public, telah dinyatakan efektif oleh Bapepam.
2. Laporan keuangan perusahaan telah diperiksa oleh akuntan yang terdaftar di Bapepam dengan pendapat wajar tanpa syarat-syarat untuk tahun buku terakhir.
3. Saham yang dicatat sekurang-kurangnya 1.000.000 (satu juta) saham.
4. Jumlah pemegang saham, perorangan maupun lembaga sekurang-kurangnya 200 (dua ratus), dan pemegang saham masing-masing memiliki sekurang-kurangnya 1 (satu) satuan perdagangan.
5. Wajib mencatatkan seluruh saham yang di setor penuh, sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan tentang persentase pemilikan saham oleh pemodal asing.
6. Telah beroperasi sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun.
7. Dalam 2 (dua) tahun buku terakhir, perusahaan memperoleh laba operasional dan laba bersih.
8. Memiliki total kekayaan benefit sekurang-kurangnya Rp20.000.000.000,00 (dua puluh milyar rupiah), modal sendiri (equity) sekurang-kurangnya Rp7.500.000.000,00 (tujuh milyar lima ratus juta rupiah) dan modal di setor sekurang-kurangnya Rp2.000.000.000,00 (dua milyar rupiah).
9. Bagi perusahaan yang telah melakukan penawaran umum, nilai kapitalisasi saham yang di setor penuh sekurang-kurangnya Rp4.000.000.000,00 (empat milyar rupiah) dan modal di setor penuh sekurang-kurangnya Rp2.000.000.000,00 (dua milyar rupiah)
10. Komisaris dan direksi memiliki reputasi baik.
b. Persyaratan diatas tidak berlaku bagi saham yang dicatatkan atas permintaan menteri keuangan.
2.4 Teknik Analisis Investasi
Untuk dapat melakukan investasi di Pasar Modal, para investor melakukan berbagai teknik untuk dapat memproyeksikan besarnya keuntungan yang dapat diperoleh dari suatu investasi yang akan dipilih. Teknik analisis tersebut adalah teknik analisis fundamental dan teknik analisis teknikal.
2.4.1 Pengertian Analisis Fundamental
Menurut M. Sopian Fakhruddin, dalam bukunya Perangkat dan Modal Analisis Investasi di Pasar Modal (2001). Aspek fundamental merupakan faktor-faktor yang diidentifikasikan dapat mempengaruhi harga saham.
Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah:
a. Penjualan
b. Pertumbuhan Penjualan
c. Kebijakan Deviden
d. Manajemen
e. Kinerja
f. “Statement” yang dikeluarkan emiten dan sebagainya.
Menurut Sulistiawan dan Liliana (2007:8) mengemukakan bahwa analisis fundamental adalah analisis sekuritas yang menggunakan data-data fundamental dan faktor-faktor yang berhubungan dengan badan usaha.
Menurut Kamaruddin (2004:81) mengemukakan bahwa analisis fundamental sebagai analisis yang mempelajari brosur atau data-data industri perusahaan, penjualan, kekayaan, pendapatan, produk dan penerapan pasar, evaluasi manajemen perusahaan, membandingkan dengan pesaingnya dan memperkirakan nilai intrinsik dari saham perusahaan tersebut.
Analisis fundamental sendiri adalah teknik-teknik yang mencoba memperkirakan harga saham di masa yang akan datang dengan cara :
· Mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang.
· Menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham.
Analisis fundamental juga sering disebut dengan analisis perusahaan karena menggunakan data keuangan perusahaan dalam menghitung nilai instrinsik saham.
Menurut Suad Husnan, “Analisis fundamental adalah penelitian dalam bentuk fundamental atas basic dalam menentukan nilai surat berharga”. Analisis fundamental mencoba memperkirakan harga saham di massa yang akan datang dengan mengestimasi nilai faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang dan menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut sehingga di peroleh taksiran harga saham.
2.4.2 Pengertian Analisis Teknikal
Analisis teknikal adalah analisis pasar atau sekuritas yang memusatkan perhatian pada indeks saham, harga atau statistik lainnya dalam menentukan pola yang mungkin dapat memprediksikan gambaran yang telah dibuat atau di analisis yang menganggap saham adalah komoditas perdagangan yang ada giliran permintaan dan penawarannya merupakan manifestasi kondisi psikologis dari pemodal.
Menurut Sulistiawan dan Liliana (2007:8) mengemukakan bahwa analisis teknikal adalah analisis sekuritas dengan menggunakan grafik harga dan volume historis.
Menurut Bagus W. (2006:84) mengemukakan bahwa analisis teknikal merupakan analisis untuk memprediksi harga dari saham, obligasi, komoditas maupun dari aset sekuritas yang lainnya.
2.4.3 Perbedaan Analisis Fundamental dengan Analisis Teknikal
Analisis fundamental dan teknikal mempunyai beberapa perbedaan. Menurut Kamaruddin Ahmad (2004:83) mengungkapkan bahwa ada enam variabel yang membedakan antara kedua analisis tersebut. Perbedaan dari analisis fundamental dan analisis teknikal adalah sebagai berikut :
NO. | VARIABEL | ANALISIS FUNDAMENTAL | ANALISIS TEKNIKAL |
1. | Fokus perhatian harga | Overvaluaded / undervaluaded | Timing (Upward / Downward) |
2. | Horison investasi | Jangka menengah dan panjang | Jangka pendek |
3. | Informasi utama | Perusahaan atau emiten | Psikologi investor |
4. | Motif utama | Deviden dan pertumbuhan | Capital Gain |
5. | Strategi utama | Beli dan simpan | Berpindah |
6. | Karakter investor | Penabung dan individual | Pedagang dan institusional |
Laporan keuangan yang telah diaudit akuntan publik merupakan sumber informasi yang sangat penting dalam melakukan analisis fundamental karena laporan keuangan menggambarkan aspek-aspek fundamental perusahaan yang bersifat kuantitatif.
2.5 Pengertian Laporan Keuangan
Menurut Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim, dalam buku Analisis Laporan Keuangan (2002:63), Laporan Keuangan adalah laporan yang diharapkan bisa memberi informasi mengenai perusahaan, dan digabungkan dengan informasi yang lain, seperti industri, kondisi ekonomi, bisa memberikan gambaran yang lebih baik mengenai prospek dan risiko perusahaan.
Dalam Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Laporan Keuangan adalah :
“Laporan yang menggambarkan dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang diklasifikasikan dalam beberapa kelompok besar menurut karakteristik ekonominya”. (IAI, 2002 : par 47)
Menurut Sofyan S. Harahap, dalam buku Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan (2006:105), laporan keuangan adalah laporan yang menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu.
2.6 Macam – Macam Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan melibatkan penggunaan berbagai macam laporan keuangan yang terdiri atas bagian tertentu mengenai suatu informasi yang penting. Sebenarnya laporan keuangan banyak macamnya, namun yang akan penulis bahas di sini hanyalah laporan keuangan yang pokok saja, yaitu neraca dan laporan rugi laba.
2.6.1 Laporan Neraca
Menurut Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim, dalam buku Analisis Laporan Keuangan (2002:63), Neraca adalah laporan yang meringkas posisi keuangan suatu perusahaan pada tanggal tertentu. Neraca menampilkan sumber daya ekonomis (asset), kewajiban ekonomis (hutang), modal saham, dan hubungan antar item tersebut.
Menurut Sofyan S. Harahap, dalam buku Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan (2006:107), Laporan Neraca, yang disebut juga dengan laporan posisi keuangan perusahaan, adalah laporan yang menggambarkan posisi aktiva, kewajiban dan modal pada saat tertentu.
Neraca itu sendiri mempunyai elemen-elemen antara lain sebagai berikut :
1. Aktiva (Assets, Harta)
Aktiva adalah sumber-sumber ekonomi yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Aktiva biasanya terdiri dari :
a. Aktiva Lancar
Meliputi kas dan aktiva lain yang dapat diharapkan untuk dicairkan atau ditukarkan dengan uang tunai. Aktiva lancar disajikan di neraca berdasarkan urutan likuiditasnya, dimulai dari akun yang paling likuid. Yang termasuk dalam aktiva lancar, yaitu kas, surat berharga, piutang usaha, persediaan barang dagangan, dan lainnya.
b. Aktiva Tetap
Merupakan aktiva tetap perusahaan yang secara fisik tidak dapat dinyatakan dan biasanya memiliki tingkat ketidakpastian yang tinggi mengenai manfaatnya dimasa yang akan dating. Aktiva tetap antara lain : peralatan, mesin, bangungan, dan lainnya.
c. Aktiva Lain-Lain
Pos-pos yang tidak dapat secara layak digolongkan ke dalam aktiva lancar maupun aktiva tetap perusahaan, antara lain : hak paten, nama baik ( goodwill ), dan lainnya.
2. Hutang ( Liabilities )
Hutang adalah kewajiban-kewajiban yang harus dilunasi oleh suatu perusahaan. Hutang biasanya terbagi menjadi :
a. Hutang Lancar
Adalah kewajiban-kewajiban yang harus segera dilunasi oleh perusahaan dengan penggunaan aktiva lancar atau dengan pembentukan kewajiban lancar lainnya dalam jangka waktu tidak lebih dari satu tahun. Yang termasuk hutang lancar adalah hutang dagang, hutang gaji, hutang biaya, serta hutang lancar lainnya.
b. Hutang Jangka Panjang
Adalah kewajiban-kewajiban yang tidak diharapkan untuk segera dilunasi dalam siklus operasi normal perusahaan, tetapi pengembaliannya dilakukan dalam jangka waktu lebih dari satu tahun. Yang termasuk hutang jangka panjang adalah hutang hipotek, hutang obligasi, dan hutang jangka panjang lainnya.
3. Modal
Modal pada hakikatnya adalah hak pemilik perusahaan atas kekayaan perusahaan. Yang termasuk elemen dalam modal antara lain modal saham, laba ditahan, dan elemen modal lainnya.
2.6.2 Laporan Laba Rugi
Menurut A.J. Keown, dkk, dalam buku Dasar-dasar Manajemen Keuangan, yang diterjemahkan oleh Chaerul D. Djakman (2004:80), laporan rugi laba adalah laporan utnuk periode tertentu yang terdiri atas penerimaan bersih dikurangi beban periode itu.
Menurut Sofyan S.Harahap, dalam buku Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan (2006:73), Laba rugi menggambarkan hasil yang diperoleh atau diterima oleh perusahan selama satu periode tertentu, serta biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan hasil tersebut. Hasil dikurangi biaya-biaya merupakan laba atau rugi. Kalau hasil lebih besar dari biaya berarti laba,sebaliknya, kalau hasil lebih kecil dari biaya-biaya, berarti rugi.
Menurut Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim, dalam buku Analisa Laporan Keuangan (2002:56), Laporan LabaRugi adalah lebih meringkaskan hasil dari kegiatan perusahaan selama periode akuntansi tertentu.
Laporan LabaRugi sendiri punya elemen-elemen antara lain sebagai berikut :
- Pendapatan
Adalah aliran masuk atau kenaikan aktiva suatu perusahan atau penyelesaian kewajiban (kompensasi keduanya) selama periode tertentu, yang timbul dari penjualan barang-barang, penyerahan jasa, dan elemen pendapatan lainnya.
- Biaya
Adalah kenaikan dalam ekuitas atau penggunaan selama periode tertentu yang timbuln dari penjualan barang, penyerahan jas, dan lainnya.
- Keuntungan
Adalah kenaikan dalam aktiva bersih yang timbul dari transaksi-transaksi atau kejadian lain dank arena kondisi-kondisi yang mempengaruhi aktiva bersih.
- Kerugian
Adalah penurunan dari aktiva bersih yang timbul dari trnsaksi-transaksi atau kegiatan lain dan kondisi yang mempengaruhi aktiva bersih.
2.7 Analisis Laporan Keuangan
Menurut M Sopian Fakhruddin, dalam bukunya Perangkat dan Model Analisis Investasi di Pasar Modal (2001), analisis laporan keuangan adalah merupakan suatu proses untuk membantu memecahkan sekaligus menjawab masalah-masalah yang timbul dalam suatu organisasi perusahaan maupun organisasi yang tidak bertujuan memperoleh laba. Analisis dan interpretasi laporan keuangan merupakan suatu alat yang dapat dipergunakan untuk membuat suatu keputusan antara lain mengenai rencana-rencana perluasan perusahaan, penanaman modal (investasi), pencarian sumber-sumber dana operasi perusahaan, dan lain-lain. Bagi penanam modal (investor), analisis atas ikhtisar keuangan juga merupakan suatu alat yang sangat membantu dalam proses penilaian dan memproyeksikan keadaan keuangan dan hasil usaha suatu proyek perusahaan. Jadi analisis dan interpretasi bukanlah merupakan tujuan, tetapi hanyalah merupakan suatu alat untuk membuat / mengambil keputusan untuk mencapai tujuan tersebut.
2.8 Kajian Sejenis
Dalam kajian penelitian sejenis ini penulis berpedoman pada penulisan ilmiah yang sudah ada pada tahun-tahun sebelumnya yang sudah tersedia di perpustakaan Universitas Gunadarma. Penulis ilmiah tersebut penulis jadikan pedoman karena menurut penulis ada kesamaan tema dengan apa yang penulis ingin buat.
Judul penulisan tersebut antara lain
Nama : Jumayanti Indah Lestari
Jurusan : Akuntansi
Npm : 21200036
Judul : Analisis Fundamental Sebagai Dasar Pengambilan Keputusan Investasi Saham Emiten Perdagangan Retail Periode 2001 sampai 2003
Kesimpulan :
Analisis fundamental adalah usaha untuk memperkirakan prospek dan kesehatan, yaitu kemampuan suatu perusahaan untuk bertumbuh dan menghasilkan laba di masa depan. Laporan keuangan merupakan sumber informasi yang sangat penting bagi investor dalam melakukan analisis fundamental, karena dari situ dapat diperkirakan keadaan, atau posisi dan arah perusahaan. Analisis rasio mampu menjelaskan suatu kondisi keuangan yang dipakai sebagai dasar pembandingan dari waktu ke waktu. Untuk itu penulis ingin mengetahui kondisi perusahaan dilihat dari rasio likuidasi, rasio leverage, rasio aktivitas, rasio profitabilitas dan rasio saham. Subyek penelitian adalah PT. Alfa Retallindo Tbk, PT. Hero Supermarket Tbk, PT. Matahari Putra Prima Tbk, dan PT. Ramayana Lestari Sentosa Tbk. Perusahaan yang mempunyai kondisi keuangan terbaik dari antara keempat perusahaan adalah PT. Ramayana Lestari Sentosa Tbk undervalued artinya harga saham tersebut rendah , oleh karena itu layak dibeli oleh calon investor atau ditahan apabila saham tersebut telah dimilki.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Objek yang digunakan dalam penulisan ilmiah ini adalah PT. Indosat Tbk. Indosat menyediakan layanan telekomunikasi internasional seperti SLI dan layanan transmisi televisi antarbangsa. Indosat yang bergerak dalam bidang telekomunikasi dan multimedia di indonesia memberikan kemudahan bagi para pelanggannya untuk perkara pertanyaan seputar telekomunikasi (seluler, SLI, dll), pengaduan, panduan berlangganan, pembelian kartu perdana prabayar GSM / CDMA / kartu prabayar internet / voucher isi ulang, dan atau pembayaran tagihan, dll langsung di tempat.indosat menyediakan kantor pelayanan indosat (Satelindo Direct dan galeri Indosat-M3) yang sekarang sudah menjadi galeri indosat yang sudah banyak tersedia di hampir seluruh wilayah Indonesia. Galeri Indosat dibagi dalam regional, seperti regional Jabotabek dan Barat, Kalimantan dan Indonesia timur.
3.2 Data/Variabel Yang Digunakan
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui internet. Data tersebut diperoleh dari laporan yang dikeluarkan oleh Bursa Efek Indonesia(BEI) melalui website http://finance.yahoo.com dan http://www.idx.co.id .
3.3 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan ilmiah ini adalah :
1. Metode penelitian kepustakaan (library research)
Yaitu dengan membaca buku dan literatur yang berkaitan dengan masalah dalam penulisan ilmiah ini.
2. Metode penelitian lapangan (field research)
Yaitu dengan melakukan kunjungan langsung ke Bursa Efek Indonesia (BEI) guna mendapatkan data yaitu laporan keuangan.
3.4 Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
· Ho : Terdapat perbedaan rasio keuangan peusahaan yang ditunjukan dari rasio leverage, rasio profitabilitas dan rasio saham.
· Ha : Tidak terdapat perbedaan rasio keuangan perusahaan yang ditunjukan dari rasio leverage, rasio profitabilitas, dan rasio saham.
3.5 Alat Analisis yang Digunakan
Untuk menganalisis data yaitu berupa laporan keuangan PT. Indosat Tbk, yaang terdiri dari laporan neraca dan laporan rugi laba dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2008 yang mana ini menjadi alat analisis untuk mengetahui perbedaan rasio keuangan perusahaan dengan menggunakan analisis fundamental.
Adapun metode-metode yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Rasio Leverage (Leverage Ratio)
Rasio leverage menunjukan sejauh mana perusahaan dibiayai atau difinansir oleh pihak luar atau denagn kata lain Financial Leverage menunjukkan proporsi atas penggunaan hutang untuk membiayai investasi perusahaan. Rasio-rasio leverage yang digunakan antara lain :
a. Debt Ratio
Yaitu rasio untuk mengukur jumlah aktiva perusahaan yang dibiayai oleh hutang atau modal yang berasal dari kreditur. Semakin besar rasio maka semakin besar pula resiko yang dihadapi.
Total Utang Total Aktiva |
Rumus :
b. Debt to Equity Ratio
Merupakan rasio utang yang diukur dari perbandingan utang dengan modal sendiri (equitas). Tingkat Debr to Equity Ratio (DER) yang aman biasanya kurang dari lima puluh persen (50%). Semakin kecil DER semakin baik bagi perusahaan.
Total Utang Total Modal Sendiri |
Rumus :
- Rasio Profitabilitas (profitability ratio)
Rasio profitabilitas menunjukan kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri.
Rasio-rasio profitabilitas yang digunakan antara lain :
a. Return on Assets (ROA)
Return on Assets atau Return on Investment menunjukan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang diperguanakan. Semakin tinggi rasio ini menunjukan bahwa perusahaan semakin efektif dalam memanfaatkan aktiva untuk menghasilkan laba bersih setelah pajak. Dengan demikian, semakin tinggi ROA, kinerja perusahaan semakin efektif.
Laba Setelah Pajak Total Aktiva |
Rumus :
b. Return on Equity (ROE)
Return on Equity atau Return on Net Worth mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan. Rasio ini juga dipengaruhi oleh besar kecilnya utang perusahaan, apabila proporsi utang makin besar maka rasio ini juga semakin besar.
Laba Setelah Pajak Modal Sendiri |
Rumus :
- Rasio Saham (Common Stock Ratio)
Rasio saham atau biasa disebut juga dengan rasio pasar, menunjukkan bagian dari laba perusahaan, dividen dan modal yang dibagikan pada setiap saham. Rasio-rasio saham yang digunakan antara lain :
a. Book Value per Share (BVS)
Book Value per Share atau nilai buku per saham, menunjukan nilai buku perusahaan yaitu total aktiva dikurangi dengan total utang (modal) yang dihitung untuk setiap saham. Semakin besar rasio BVS, maka saham tersebut akan semakin menarik bagi investor sehingga harga saham akan meningkat. Dengan demikian, maka BVS sangat mempengaruhi harga saham.
Total Modal Jml. Saham yg Beredar |
Rumus :
b. Earning Per Share (EPS)
Earning Per Share adalah rasio saham yang mengukur besarnya laba yang diberikan kepada pemegang saham.
Laba Setelah Pajak Jml. Saham yg Beredar |
Rumus :